Saturday, April 15, 2006

Tiong

Semalam balik kerja aku terus landing kat kamar tidur. Penat tak usah cakap. Leyinah seperti biasa akan berkicau riang bila nampak aku. Kebelakangan ini dia semakin mesra alam ngan semua orang. Sang Klavu pun dia sudah semakin erat. Sehingga dengan rela hatinya dia memanggil; 'Ummi'. Entah apa yang Sang Klavu buat kat tiong oops bukan tiong, Leyinah lah. Aku tersasul lagi.

Padahal tadinya aku sudah insaf tak nak panggil anak-anak aku dengan nama yang tak baik maknanya. Sejak aku menggelar dia tiong, semakin menjadi-jadi tiongnya. Apa kita cakap akan direkodnya. Lepas itu dia akan mengajuk semula kata-kata kita itu bulat-bulat.

Memang memberi nama pada anak-anak ini tersangat penting. Ianya merupakan satu doa kita. Bila nama yang bermaksud tidak baik itu kita sebut siang malam, bayangkan apa akan jadi. Sebab itulah ugama kita menggalakan memberi nama kepada anak-anak kita yang baik maknanya. Astagafirullah apa yang aku dok merapu ni. Padahal aku ingin becerita fasal makan malam yang mengejutkan semalam. Lain kali aku cerita bahagian makan itu yah.
Kalau nak tahu cerita anak ku yang semakin mesra ini jom ikut aku kesini..

Wednesday, April 12, 2006

Puisi yang terbiar sepi

Kenapa suara tak mau bergema
Menangkis lidah yang durjana
Tesurungnya aku mendulur dia
Menanam santau dibalik kata
Bermaharajalela..

Betullah..
Lidah mu lembut tidak bertulang
Kata sinis lastip kau dendang
Tak dapat dihadang
Menabak kejam cuping tanpa walang..

Pilunya
Bila kepala diindik-indik
Hati dicarik-carik
Lidah tetap diam tak berkutik
Membela jiwa yang lemas tercekik

Purbawara apa yang kita pentaskan ?
Nyanyian apa yang kita dendangkan ?
Bujang Si Gandam kah?
Dang mengalai kah?
Pun tetap sumbang…
Adakah salah Ratu jiwa berdurja ?
Atau salah Hamba hati berduka ?

Aduh…
Kemana kah kan ku cari belas
Sedihnya hati tak tergalas..

Grrrrrrrrrrrrrrrrrrr

Sudah lama rumah ku yang satu ini terbiar sepi tanpa penghuni. Sehinga budak sampah itu memecah masuk dan meninggalkan najisnya didepan pintu rumah ku. Celaka budak sialan itu. Kalau ikutkan hati memang ingin ku gunting saja jari jemarinya yang gatal itu. Biar ku goreng buat makanan anjing liar yang menghuni rimba ku.