Bayu desa

Aku tidak tahu hendak mula dari mana yah... Sesungguhnya 'percutian sempoi' enam hari kami itu benar-benar sangat manis untuk dikenang.

Kami baru terlepas menyebarang sungai dengan sebuah feri untuk menuju Kuala Lawas setelah masuk waktu maghrib.



Setelah melepasi kawasan bandar menuju ke Kampung Dato yang gelap, jalan kecil itu samakin menggerunkan. Apalagi bila tiada sebuah rumah pun nampak di tepi jalan. Hanya sebuah-dua saja kereta kami temui berselisih di jalanan.

Hingga satu saat kami tersesat sampai kehujung jalan mati. Dengan bantuan orang kampung akhirnya kami sampai jua kerumah bonda saudara bang Mat tika azan Isyak sudah kedengaran berkumandang di udara. Alhamdulillah.

Bonda saudara bang Mat sudah siap menyambut kami di muka pintu dengan hidangan yang sudah semakin dingin kerna lama menunggu.

Wani sepupu kecil bang Mat menghiburkan Leyn dan Lutfan dengan memutarkan cerita cartoon dari VCD.

Pertamakali bermalam di sebuah desa terpencil yang damai sudah membuat hati kami melekat disitu. Sebelum matahari terjaga bang Mat dan anak-anak sudah teruja keluar rumah menuju kejalan aspal di depan yang baru saja siap dibena. Bayu dingin laut dari arah belakang rumah cukup menyeggarkan.

Tidak jauh dari rumah, penanaman anak-anak kelapa sawit sedang giat diungkayahkan.. Memang hijau perkampungan bonda saudara bang Mat itu, cukup membuat kami ingin ziarah lagi kesitu.

Sampai jumpa lagi Wani...